Rabu, 12 Desember 2018
KELUARGA BERENCANA
Pengertian Keluarga Berencana (KB)
Menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan
(PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Apa Itu KB?
Program KB adalah bagian yang terpadu (integral)
dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan
kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar
dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional.
Karena Keluarga Berencana adalah suatu program
pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah
penduduk, maka dari itu program KB ini diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang
.
Tujuan Keluarga Berencana (KB)
1.
Menurunkan
risiko kehamilan
Alat kontrasepsi berfungsi untuk mencegah kehamilan
yang tidak diinginkan. Alat kontrasepsi juga berfungsi untuk menurunkan risiko
melahirkan terlalu muda atau terlalu tua. Jika perempuan yang terlalu tua dan
belum menopause melakukan hubungan intim tanpa menggunakan alat kontrasepsi,
ada kemungkinan terjadi kehamilan. Melahirkan di atas usia 35 tahun akan
berisiko pada wanita dan dapat menyebabkan kematian.
2. Menurunknan risiko kanker pada wanita
Kontrasepsi hormonal yang digunakan wanita, seperti
jenis suntik, pil, atau IUD biasanya mengandung progesteron dan estrogen.
Hormon ini dapat membantu wanita mengendalikan kehamilan dan menurunkan risiko
kanker pada sistem reproduksi. Kanker yang dapat diatasi dua hormon tersebut
adalah kanker indung telur (ovarium) dan kaker atau dinding rahim
(endometrium). Program KB hormonal juga dapat menurunkan risiko tumbuhnya mioma
di rahim.
3. Tidak mengganggu tumbuh kembang anak
Jika anak belum satu tahun sudah memiliki adik,
tumbuh kembang anak akan terganggu. Normalnya jarak anak pertama dan kedua
antara 3-5 tahun. Jika anak belum berusia 2 tahun sudah mempunyai adik, ASI
untuk anak tidak bisa penuh 2 tahun sehingga kemungkinan mengalami gangguan
kesehatan. Orang tua yang mempunyai dua anak juga akan mengalami kesulitan
membagi waktu. Maka anak yang lebih besar akan akan kurang perhatian, meski
anak masih membutuhkan perhatian penuh dari kedua orangtuanya.
4. Risiko radang panggul menurun
Hormon untuk KB adalah bermanfaat menurunkan radang
panggul. Radang pada panggul akan menyerang area rahim, ovarium, dan area
sekitar vagina lainnya. Risiko terkena radang panggul menurun jika wanita
menggunakan program KB jenis implan. Tubektomi juga menurunkan risiko gangguan
pada panggul yang dapat membahayakan nyawa wanita.
5. Menjaga kesehatan mental
Sebagian wanita kemungkinan mengalami depresi yang
cukup hebat setelah melahirkan. Depresi biasanya hilang jika mendapatkan
dukungan dari pasangan. Jika terjadi kelahiran anak dengan jarak yang dekat,
kemungkinan risiko depresi semakin besar. Depresi juga dapat terjadi pada ayah
karena tidak siap secara fisik dan mental. Dua kondisi tersebut bisa
dihilangkan dengan melakukan program Keluarga Berencana. Jika melakukan
pengaturan kehamilan, pasangan suami istri bisa hidup lebih sehat. Bahkan anak
bisa tumbuh secara maksimal dan perencanaan kehamilan akan berjalan matang.
Jenis Alat Kontrasepsi
Seperti yang kita tahu, ada banyak pilihan jenis
alat kontrasepsi yang bisa dipilih. Beberapa jenis alat kontrasepsi tersebut
yaitu:
1.
Pil (biasa dan
menyusui)
Memiliki manfaat tidak mengganggu hubungan seksual dan mudah dihentikan setiap saat. Terhadap kesehatan risikonya sangat kecil.
2.
Suntik KB (1 dan
3 bulan)
Jenis alat kontrasepsi yang satu ii bisa dibilang sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan suntik KB. Alat kontrasepsi suntikan juga mempunyai keuntungan seperti tidak perlu menyimpan obat suntiknya dan jangka pemakaiannya biasa dalam jangka panjang.
3.
Implan (susuk)
Ini merupakan alat kontrasepsi yang digunakan di lengan atas bawah kulit dan sering digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya daya guna tinggi, tidak mengganggu produksi ASI dan pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
4.
AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim)
Seperti namanya, AKDR adalah alat kontrasepsi yang
digunakan dalam rahim. Efek sampingnya sangat kecil dan mempuyai keuntungan
efektivitas dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan kesuburan segera kembali
setelah AKDR diangkat.
5.
Kondom
Anda mungkin sudah tak asing dengan alat kontrasepsi yang terbuat dari berbagai bahan di antaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Manfaatnya kondom sangat efektif bila digunakan dengan benar dan murah atau dapat dibeli dengan mudah.
6.
Tubektomi
Jenis kontrasepsi ini adalah prosedur bedah mini
untuk memotong, mengikat atau memasang cincin pada saluran tuba fallopi untuk
menghentikan fertilisasi (kesuburan) seorang perempuan. Manfaatnya sangat
efektif, baik apabila kehamilan akan terjadi risiko kesehatan yang serius dan
tidak ada efek samping dalam jangka panjang.
7.
KB alami
Program KB ini bisa menjadi pilihan bagi mereka yang
tidak ingin tubuhnya disisipi benda asing. tidak cocok menggunakan alat
kontrasepsi, atau takut pada efek sampingnya. KB alami ini dapat dilakukan
dengan tiga cara, di antaranya: tidak berhubungan intim saat masa subur,
mennarik penis sebelum mengeluarkan sperma atau ejakulasi saat penetrasi, dan
memberikan ASI eksklusif pada bayi.
Perlu diketahui, wanita yang hamil segera setelah
melahirkan berisiko memiliki kehamilan yang buruk. Mereka lebih mungkin
menderita kondisi medis yang serius atau meninggal selama kehamilan.
Bayi juga lebih cenderung memiliki masalah kesehatan
(misalnya lahir dengan berat badan rendah). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan bahwa secara global, 100.000 kematian ibu dapat dicegah setiap
tahun, jika semua wanita yang tidak menginginkan anak lagi mampu menghindari
kehamilan. Kematian ini terjadi sebagian besar di negara berkembang di mana
cakupan kontrasepsi rendah.
Langganan:
Postingan (Atom)